"Li, kenapa ya di surga cuma dijanjikan bidadari buat lelaki? wanita dapat apa?"
Saya terdiam beberapa detik lalu ketawa.
"Beneran Kak Farida gak tau??"
"Lha memangnya kamu tau? Kenapa?"
*rolling eyes* "Ye karena lelaki itu makhluk visual kak Faridaa... Wanita endak."
Dia mengerutkan dahi lalu lanjut browsing-browsing dari ponselnya.
"Sek sek...iki lho... onok... tak wocoe sek..."
Saya nunggu, mem pending niat untuk finger print dan pulang
"Eh, gak enek jawabane ding... cuman gini aja..." dia nyengir. Hidung saya ngembang ngempis, merasa benar.
"Tuh kan... kak Farida... Lelaki itu... MAKHLUK VISUAL," sayang obrolan kami terhenti karena
Kemudian malemnya pas buka twitter ramailah twitland perkara seorang ustadz yang mengatakan "kenikmatan terbesar yang diberikan Allah di surga...adalah...pesta seks"
Netijen berramai-ramai membully, mengolok-olok ustadz tersebut.
"emang ustadz mesum sih...kepala isinya begonoan aja..."
saya ngakak. Lumayan lah menutupi rasa geram saya setelah liat berita pembullyan teman sendiri oleh mahasiswa yang harusnya otaknya berstandar SNI untuk menyandang gelar "Maha Siswa".
People. Please.
Lebih dari 5 detik lelaki melihat seperangkat wanita lengkap dengan kemolekannya dari kepala sampai kaki, akan otomatis menekan tombol "on" kelelakian mereka.
Emangnya wanita ndaak??
Ndak. Wanita butuh diapa-apain dulu biar tombol "kewanitaan" mereka nyala.
Lelaki selalu menyukai wanita cantik. Selalu. Jikapun mereka berhasil memperistri 10 wanita cantik, semlohai, putih, mulus tidak akan menghentikan keinginan mereka untuk di kemudian hari memperistri seorang wanita cantik (dengan sudut pandang lain lagi), ceking atau gendut, hitam, pendek atau tinggi menjuntai, tidak mulus, dan seterus-terusnya.
ini penelitiannya :
http://health.detik.com/read/2013/06/27/145933/2286046/763/ini-sebabnya-pria-jelalatan-saat-melihat-wanita
Mungkin sudah kodrat lah ya. Secara pejantan adalah makhluk yang ditakdirkan Allah untuk melakukan pembenihan demi kepentingan regenerasi umat manusia. Sedangkan betina adalah wadah pembenihan itu sendiri.
Kembali kepada dakwah ustadz tadi. Pesta seks di surga.
Setelah saya kepo in ustadz tersebut, ternyata beliau masih lajang. Saya jadi maklum.
Ya wajarlah kalau kalimat tersebut terucap dari seorang jomblo yang belum pernah "tersalurkan". Bahkan mungkin saking terakumulasinya menahan panggilan alam itu, membuat beliau halu. Ditambah dengan profesinya sebagai da'i yang kerap mengiming-imingkan kenikmatan surga agar jamaahnya menjadi sregep untuk berbuat kebaikan supaya masuk surga, semakin halu lah beliau akan nikmatnya bersama bidadari-bidadari surga. Sedangkan di dunia beliau harus ghodul bashar (jaga pandangan) terhadap bidadari-bidadari dunia.
Bayangkan. Lelaki. Jomblo. Masuk surga. Bersama bidadari-bidadari. Gak cuma satu loh bidadarinya. Dan dihalalkan berbuat sesukanya. Termasuk pesta seks. Ya gimana gak haluuuu... (by the way, halu adalah kependekan dari halusinasi)
Yang membuat tidak wajar hanyalah, kata-kata itu terucap dari seorang da'i yang lagi dakwah di depan banyak orang. Masuk tipi lagi. Coba saja kata-kata itu diucapkan oleh seorang survivor Jomblo, sebut saja namanya si Otong. Si Otong ini anak yg alim, pinter ngaji, berbakti sama orang tua, lulusan pondok, apa coba yang kurang dari dia? Jomblo tentu saja. Keseharian si Otong ini hampir sempurna. Dia suka berbuat kebaikan, ibadahnya sregep, demi pengen masuk surga seperti kebanyakan orang. Salah satu motivasinya masuk surga adalah ketemu bidadari-bidadari yang halal buat dia. Salah?
Apa karena motivasinya itu kemudia jadi rusaklah semua kebaikan-kebaikan dan ibadahnya?
Dari seorang sahabat yang mulia, Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah ta’ala berfirman: “Apakah kalian mau tambahan nikmat (dari kenikmatan surga yang telah kalian peroleh)? Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Dan Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka? Kemudian Allah singkap hijab (penutup wajahNya yang mulia), dan mereka mengatakan,
فَمَا أُعْطُوا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنْ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزٌّ
“Tidak ada satupun kenikmatan yang lebih kami cintai dari memandang wajah Allah Ta’ala.” (HR. Muslim no. 181).
Sumber: https://muslim.or.id/22047-kenikmatan-melihat-wajah-allah.html
Nah, kalau udah resmi jadi penghuni surga, sanjangipun baginda Rasul nanti bisa ngerti kalau ternyata nikmat paling nikmat adalah memandang wajah Nya.
Jadi, janganlah tertawakan seorang penghuni dunia yang sedang halu kenikmatan surga. Karena kita bukanlah penghuni surga yang udah resmi.

