Kamis, 13 Juli 2017

Berpulang

Saya baru saja memasuki ruangan, menengok hape, mendapati ada missed calls dari teman saya. Saya menelponnya balik, dan dia dengan terbata mengabarkan bahwa teman kami meninggal dunia. Teman satu kamar ketika diklat prajab tahun lalu. Saya terduduk lemas.

Ingatan saya menjenguk setahun yang lalu. Ya, tepat bulan ini setaun yang lalu. Ketika Diklat Prajabatan PNS se Provinsi Jawa Timur di Asrama Haji Surabaya.
Mbak Herty, namanya. Teman sekamar dari kontingen Pemkab Bojonegoro. Dulu, kami sekamar cuman bertiga. Aku, Mbak Arum dan Mbak Herty. Kami mengklaim bahwa kami bertiga adalah kelompok anak yang tersisihkan. Ketika yang lain berebut kuota delapan orang dalam satu kamar, kami bertiga adalah orang paling woles dan nedho nerimo, ga ikutan heboh berebut sekamar dengan siapa-siapa. Jadilah kami,sisa tiga gelintir dari kontingen Pemkab Kediri dan Pemkab Bojonegoro, dikumpulkan dalam satu kamar.

Tapi siapa sangka, akhirnya sekamar hanya bertiga saja ini menjadikan hari-hari kami sangat menyenangkan. Jika kamar lain berebut untuk mandi duluan dini hari, kami malah saling tunjuk siapa yang harus mandi duluan. Belum lagi gudang makanan portable kepunyaan Mbak Arum yang saat itu tengah hamil tua, memungkinkan kami selamat dari bencana kelaparan di tengah malam. Seharian lelah apel-belajar-baris-belajar-baris-belajar lagi-baris panas-panas lagi, malam-malam kita habiskan dengan saling bercerita, saling menggoda, saling lebih mengenali kebiasaan-kebiasaan aneh masing-masing dari kami. Kami pun menamai diri kami Marilyn Ponroe. Ponroe adalah plesetan dari Porno. Karena kami bertiga sudah tidak malu-malu lagi ketika melakukan aktivitas yang agak porno di kamar. Ganti kostum daster.

Dan pagi tadi kabar duka itu datang. Aku dan Mbak Arum saling meratapi di telpon. Tidak tau harus bagaimana lagi selain mendoa. Kaget. Saya juga kaget kenapa saya harus kaget. Bahwasanya kematian itu keniscayaan, saya tahu pasti. Bahwasanya saya juga akan mengalaminya, saya tahu pasti. Bahwasanya orang-orang yang saya cinta dan kasihi juga akan mengalaminya, iya, itu juga keniscayaan.

Berpulang. Ini semua hanya sementara. Kegiatan saya mengetik tulisan ini. Celoteh-celoteh saya. Prasangka. Sikap. Senyum saya. Tawa saya. Ngersulo saya. Masalah saya.

Saya jadi kangen semuanya. Jagad. Ayah. Ibu. Neng Dina, Rizka. Bapak Ibu Jombang. Saudara-saudara saya. Teman-teman saya. Sahabat-sahabat saya.
Suami saya.
Saat ini saya sedang berselisih paham dengan dia. Dia sudah mengultimatumkan gencatan senjata, tapi saya yang enggan. Saat ini saya ingin memeluknya. Saat ketika sadar bahwa saya hanya sementara.

Berpulang. Kembali kepada yang hakiki. Bertelanjang. Menanggalkan semua. Jajanan yang enak, Filem yang seru, Asiknya kebersamaan dengan teman-teman, Syahdunya bermesraan dengan kekasih, Lucunya mengamati perkembangan buah hati, Nyamannya bermanja di pangkuan ibu, Sebel tapi sayangnya digodain Ayah, rasa marah pada teman, semuanya.
Semuanya.
Hampir semuanya.
Kecuali, Jejak laku kita.

Sugeng Tindak Mbak Herty.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar